Dalam Rangka Peringatan Hari Pemuda 2021
OLEH MUHAMMAD MUFLIH GANI
Memasuki awal tahun 2020 hingga saat ini, sebanyak 213 negara termasuk
Indonesia terus berjibaku melawan pandemi Covid-19 yang secara
global mengubah kondisi sosial dan ekonomi dunia hampir di seluruh lini
kehidupan. Tercatat, di Indonesia sendiri Pandemi Covid-19 berdampak sangat
berat terhadap 29,12 juta orang angkatan kerja dan membuat jumlah pengangguran
naik menjadi 9 juta orang. Bukan hanya itu, hingga saat ini (Desember 2021)
terdapat 4.260.148 juta kasus positif Covid-19, sembuh sebanyak 4.111.250 jiwa
dan meninggal sebanyak 143.986 jiwa.
Dengan sajian data di atas, sebagian kita tentu akan beranggapan bahwa Pandemi
Covid-19 ini hanya membawa malapetaka dan mematikan banyak sektor usaha.
Anggapan itu tidak keliru namun menurut saya kurang tepat. Kita sepatutnya
tidak menyalahkan keadaan melainkan beradaptasi dan mencari peluang. Saya
pribadi melihat pemuda Indonesia yang saat ini berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS) berjumlah 144,87 juta jiwa (gabungan populasi generasi Milenial
kelahiran 1980-1995 dan generasi Z kelahiran 1996-2015) atau setara dengan 53,81%
dari total penduduk Indonesia adalah jawaban untuk mengatasi pandemi ini.
Bukankah sejarah mengajarkan kepada kita betapa bangsa ini seringkali
berhasil lolos dari berbagai ujian dan di setiap ujian itu pasti terselip peran
aktif pemuda. Mulai dari masa pra-kemerdekaan dimana pergerakan kepemudaan saat
itu mulai lahir tahun 1908 dengan munculnya Budi Utomo dan 20 tahun kemudian
pada 1928 ‘Sumpah Pemuda’ digaungkan yang akhirnya menyatukan gerakan
kedaerahan pemuda menjadi satu ikatan bersama yaitu Bertanah air satu Tanah Air
Indonesia, Berbangsa satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa satu Bahasa Indonesia.
Lalu ada pula peristiwa Rengasdengklok dimana kaum muda terlibat perseteruan
dengan generasi tua mengenai waktu proklamasi kemerdekaan yang akhirnya jatuh
pada 17 Agustus 1945 atau kegigihan mahasiswa Indonesia pada tahun 1998 dalam
menentang orde baru yang represif sehingga kita bisa menikmati buah demokrasi
karena adanya reformasi. Semua itu diperankan oleh pemuda Indonesia yang tangguh.
Begitupula saat pandemi ini.
Dengan sejarah yang demikian panjang itu, para pemuda Indonesia memang
seharusnya penuh dengan sikap optimis, berani menghadapi tantangan dan
melakukan perubahan. Hal ini senada dengan ucapan Bung Karno yang pernah
berkata “Berilah aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” maka
pengaplikasian pesan itu tepat dilakukan di saat kondisi seperti ini.
Jika dikatakan anak muda tidak
berpengalaman, maka ketahuilah anak muda tidaklah menawarkan masa lalu
melainkan sebaliknya, ia menawarkan masa depan. Ia membawa semangat pembaharuan
dan optimisme. Dua hal yang saat ini dibutuhkan ketika pandemi menerjang
Indonesia.
Pada kenyataannya memang banyak kerugian akibat pandemi, namun seiring
itu pula timbul banyak gerakan kepemudaan yang menyeruak di berbagai belahan
negeri. Bahkan di Kota Palu sendiri dimana saya ikut dalam gerakan baik yang
dipelopori oleh anak muda yaitu “Jaga Palu”, sebuah komunitas yang sejak awal
pandemi tahun 2020 hingga saat ini terus menghimpun donasi dan mengembangkan
usaha mandiri untuk dapat membagikan paket sembako kepada masyarakat rentan di
Kota Palu. Gerakan sosial semacam ini sangat banyak dilakukan oleh pemuda
Indonesia dari Sabang hingga Merauke dalam berbagai bentuk kegiatan, mulai dari
pembantuan pembelajaran online / daring, pemenuhan gizi hingga
pembantuan pangan masyarakat. Bukan hanya dalam gerakan sosial tetapi juga
kesehatan. Banyak inovasi kesehatan lahir selama pandemi, seperti Mahasiswa
Universitas Sebelas Maret yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak
1.000 buah untuk rumah sakit di Yogyakarta, Mahasiswa Universitas Tadulako yang
berhasil menemukan handsanitizer berbahan dasar daun kelor
yang merupakan tumbuhan lokal dan kerap ditemui di Sulawesi Tengah, hingga
penemuan Robot Sterilisasi Virus Covid-19 oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya
yang membantu Satgas Covid-19 di Malang. Selain itu kebanyakan tenaga kesehatan
yang menjadi tulang punggung penanganan Covid-19 di Indonesia juga diisi oleh
anak-anak muda baik itu dalam sektor formal maupun yang sifatnya relawan. Bukan
hanya itu, influencer di berbagai platform media
sosial yang kerap mengkampanyekan masyarakat untuk taat protocol kesehatan dan
melakukan vaksin juga diisi oleh anak muda.
Dalam bidang ekonomi sendiri memang kita melihat banyak sekali toko dan
pusat perbelanjaan bahkan Usaha Kecil Menengah (UKM) terpaksa tutup
secara offline, tetapi seiring itu pula aktivitas perniagaan
elektronik/online (e-commerce) meningkat tajam selama pandemi. Data
menunjukkan, dari 150 juta akun e-commerce Indonesia, 92 juta
diantaranya dimiliki oleh generasi Z (kelahiran 1996-2015) dan millennial
(kelahiran 1980-1995), dimana mayoritas akun e-commerce ini
adalah UKM. Capaian tersebut tidak dapat dilepaskan dari kehandalan pemuda
dalam penguasaan teknologi industri 4.0. Terjadinya pergeseran pola
perdagangan yang kreatif ini tentu membawa dampak positif bagi Indonesia, sebab
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, sepanjang
tahun 2020, 60% Pendapatan Domestik Bruto Indonesia disumbang oleh sektor UKM.
Dan Alhamdulillah, pada kuartal II 2021 ini ekonomi Indonesia tumbuh secara
positif di angka 7,07%. Tentu perolehan ini kita syukuri sebab tidak dapat
terlepas dari peran pemuda yang terus aktif bergerak dalam gerakan sosial,
kesehatan maupun ekonomi itu sendiri. Pemuda yang populasinya 53,81% ini tidak
memutuskan untuk mengeluh atau berhenti selama pandemi, melainkan terus
bergerak dengan bermanfaat. Para pemuda ini terbukti dapat mengubah kondisi
krisis menjadi lompatan kemajuan.
Saya sadar masih banyak juga pemuda Indonesia yang justru menjadi biang
permasalahan baik itu sebagai penyebar hoax, pemakai narkoba, bahkan
pelaku kriminal. Tetapi, sudah tugas kita bersama sebagai anak bangsa untuk
saling mengingatkan, kami juga berharap agar pemerintah dapat lebih merangkul
dan memberikan pemuda Indonesia kesempatan bergerak yang lebih leluasa sehingga
oknum pemuda yang tadinya menjadi biang permasalahan dapat turut serta menjadi
kekuatan.
Di masa pandemi ini kita butuh sebanyak-banyaknya pemuda Indonesia yang memiliki fisik yang kuat, mentalitas yang
kuat dan intelektual yang kuat. Sehingga pemuda Indonesia dengan 3 kriteria tersebut
dapat menjadi tonggak bersama dalam mengentaskan pandemi ini. Jika kita dapat
memaksimalkan potensi kepemudaan ini dan terus komitmen bergerak bersama dalam
gerakan sosial, kesehatan dan ekonomi maka saya yakin kita dapat dengan segera
menggeser dampak buruk Pandemi Covid-19 dari bumi Indonesia.
Pada akhirnya, pandemi memang membuat kita kesusahan namun sekali lagi, Bangsa
Indonesia yang besar ini telah terbukti lolos dari berbagai hantaman ujian
akibat menerapkan nilai kebersamaan yaitu gotong royong dan semangat optimisme.
Sebagaimana pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI pada 16 Agustus
2021 silam dimana beliau menegaskan bahwa kita harus yakin keadaan yang susah
akan mengasah kita untuk menjadi manusia yang tangguh, kreatif dan inovatif. Begitupula dengan pemuda Indonesia yang saat
ini jumlahnya 53,81% harus memanfaatkan momentum pandemi ini agar puncak bonus
demografi (jumlah penduduk produktif lebih banyak dari non-produktif) di tahun
2030 nanti dapat dimaksimalkan secara tepat sehingga target Indonesia Emas 2045
dimana Indonesia menjadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia dapat terwujud.
Kita harus yakin mampu mencapai hal tersebut, sebab para pemuda
Indonesia hari ini yang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) utama dalam
memotori gerakan kemajuan Indonesia untuk menyongsong Indonesia emas 2045 ternyata
mampu memanfaatkan krisis Pandemi Covid-19 sebagai ‘Kawah Candradimuka’
yang menempa dan menguji mereka sehingga
justru dari pandemi ini mereka melahirkan banyak sekali gerakan inovatif dan
kreatif dalam hal sosial, ekonomi dan kesehatan yang terbukti mampu
menyelamatkan negeri ini dari titik kejatuhan. Sehingga, tidak berlebihan
dikatakan bahwa pergerakan pemuda adalah kunci utama suksesnya penanganan
Pandemi Covid-19 dan bangkitnya ekonomi Indonesia. Pemuda, Indonesia terserah
padamu.
------
Tentu perjalanan menuju 2045
terbilang masih panjang, tetapi bukan berarti kita dapat bersantai sebab dengan
kondisi dan tantangan global yang tiap saat berubah begitu cepat membuat kita
mau tidak mau harus mulai menyiapkan diri menghadapi perubahan dan tantangan
global tersebut. Kita harus menyiapkan para pemuda yang
populasinya 53,81% ini menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) utama dalam memotori gerakan
kemajuan Indonesia. Oleh sebab itulah kita harus bersyukur, Pandemi Covid-19
selain memiliki implikasi buruk ternyata mampu dimanfaatkan oleh pemuda kita
sebagai ‘Kawah Candradimuka’ yang
menempa dan menguji mereka sehingga justru dari pandemi ini lahir banyak
sekali gerakan inovatif dan kreatif dalam hal sosial, ekonomi dan kesehatan
yang dipelopori oleh pemuda dan terbukti mampu menyelamatkan negeri ini dari
titik kejatuhan. Sehingga tidak berlebihan dikatakan bahwa pergerakan pemuda
adalah kunci utama suksesnya penanganan Pandemi Covid-19 dan bangkitnya ekonomi
Indonesia. Pemuda, Indonesia terserah padamu.
Kerenn, muda adalah kekuatan! ✊
ReplyDeleteClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.