Berlangganan untuk Update Gratis!

Nantikan Update terbaru dari Cmus Palu :)

Saturday 28 August 2021

PERAN AKTIF PEMUDA, KUNCI UTAMA SUKSESNYA PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DAN BANGKITNYA EKONOMI INDONESIA

“ PERAN AKTIF PEMUDA, KUNCI UTAMA SUKSESNYA PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DAN BANGKITNYA EKONOMI INDONESIA”

Dalam Rangka Peringatan Hari Pemuda 2021

OLEH MUHAMMAD MUFLIH GANI

Memasuki awal tahun 2020 hingga saat ini, sebanyak 213 negara termasuk Indonesia terus berjibaku melawan pandemi  Covid-19 yang secara global mengubah kondisi sosial dan ekonomi dunia hampir di seluruh lini kehidupan. Tercatat, di Indonesia sendiri Pandemi Covid-19 berdampak sangat berat terhadap 29,12 juta orang angkatan kerja dan membuat jumlah pengangguran naik menjadi 9 juta orang. Bukan hanya itu, hingga saat ini (Desember 2021) terdapat 4.260.148 juta kasus positif Covid-19, sembuh sebanyak 4.111.250 jiwa dan meninggal sebanyak 143.986 jiwa.

Dengan sajian data di atas, sebagian kita tentu akan beranggapan bahwa Pandemi Covid-19 ini hanya membawa malapetaka dan mematikan banyak sektor usaha. Anggapan itu tidak keliru namun menurut saya kurang tepat. Kita sepatutnya tidak menyalahkan keadaan melainkan beradaptasi dan mencari peluang. Saya pribadi melihat pemuda Indonesia yang saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 144,87 juta jiwa (gabungan populasi generasi Milenial kelahiran 1980-1995 dan generasi Z kelahiran 1996-2015) atau setara dengan 53,81% dari total penduduk Indonesia adalah jawaban untuk mengatasi pandemi ini.

Bukankah sejarah mengajarkan kepada kita betapa bangsa ini seringkali berhasil lolos dari berbagai ujian dan di setiap ujian itu pasti terselip peran aktif pemuda. Mulai dari masa pra-kemerdekaan dimana pergerakan kepemudaan saat itu mulai lahir tahun 1908 dengan munculnya Budi Utomo dan 20 tahun kemudian pada 1928 ‘Sumpah Pemuda’ digaungkan yang akhirnya menyatukan gerakan kedaerahan pemuda menjadi satu ikatan bersama yaitu Bertanah air satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa satu Bahasa Indonesia. Lalu ada pula peristiwa Rengasdengklok dimana kaum muda terlibat perseteruan dengan generasi tua mengenai waktu proklamasi kemerdekaan yang akhirnya jatuh pada 17 Agustus 1945 atau kegigihan mahasiswa Indonesia pada tahun 1998 dalam menentang orde baru yang represif sehingga kita bisa menikmati buah demokrasi karena adanya reformasi. Semua itu diperankan oleh pemuda Indonesia yang tangguh. Begitupula saat pandemi ini.

Dengan sejarah yang demikian panjang itu, para pemuda Indonesia memang seharusnya penuh dengan sikap optimis, berani menghadapi tantangan dan melakukan perubahan. Hal ini senada dengan ucapan Bung Karno yang pernah berkata “Berilah aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia” maka pengaplikasian pesan itu tepat dilakukan di saat kondisi seperti ini. Jika dikatakan anak muda tidak berpengalaman, maka ketahuilah anak muda tidaklah menawarkan masa lalu melainkan sebaliknya, ia menawarkan masa depan. Ia membawa semangat pembaharuan dan optimisme. Dua hal yang saat ini dibutuhkan ketika pandemi menerjang Indonesia.

Pada kenyataannya memang banyak kerugian akibat pandemi, namun seiring itu pula timbul banyak gerakan kepemudaan yang menyeruak di berbagai belahan negeri. Bahkan di Kota Palu sendiri dimana saya ikut dalam gerakan baik yang dipelopori oleh anak muda yaitu “Jaga Palu”, sebuah komunitas yang sejak awal pandemi tahun 2020 hingga saat ini terus menghimpun donasi dan mengembangkan usaha mandiri untuk dapat membagikan paket sembako kepada masyarakat rentan di Kota Palu. Gerakan sosial semacam ini sangat banyak dilakukan oleh pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke dalam berbagai bentuk kegiatan, mulai dari pembantuan pembelajaran online / daring, pemenuhan gizi hingga pembantuan pangan masyarakat. Bukan hanya dalam gerakan sosial tetapi juga kesehatan. Banyak inovasi kesehatan lahir selama pandemi, seperti Mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 1.000 buah untuk rumah sakit di Yogyakarta, Mahasiswa Universitas Tadulako yang berhasil menemukan handsanitizer berbahan dasar daun kelor yang merupakan tumbuhan lokal dan kerap ditemui di Sulawesi Tengah, hingga penemuan Robot Sterilisasi Virus Covid-19 oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya yang membantu Satgas Covid-19 di Malang. Selain itu kebanyakan tenaga kesehatan yang menjadi tulang punggung penanganan Covid-19 di Indonesia juga diisi oleh anak-anak muda baik itu dalam sektor formal maupun yang sifatnya relawan. Bukan hanya itu, influencer  di berbagai platform media sosial yang kerap mengkampanyekan masyarakat untuk taat protocol kesehatan dan melakukan vaksin juga diisi oleh anak muda.

Dalam bidang ekonomi sendiri memang kita melihat banyak sekali toko dan pusat perbelanjaan bahkan Usaha Kecil Menengah (UKM) terpaksa tutup secara offline, tetapi seiring itu pula aktivitas perniagaan elektronik/online (e-commerce) meningkat tajam selama pandemi. Data menunjukkan, dari 150 juta akun e-commerce Indonesia, 92 juta diantaranya dimiliki oleh generasi Z (kelahiran 1996-2015) dan millennial (kelahiran 1980-1995), dimana mayoritas akun e-commerce ini adalah UKM. Capaian tersebut tidak dapat dilepaskan dari kehandalan pemuda dalam penguasaan teknologi industri 4.0.  Terjadinya pergeseran pola perdagangan yang kreatif ini tentu membawa dampak positif bagi Indonesia, sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, sepanjang tahun 2020, 60% Pendapatan Domestik Bruto Indonesia disumbang oleh sektor UKM. Dan Alhamdulillah, pada kuartal II 2021 ini ekonomi Indonesia tumbuh secara positif di angka 7,07%. Tentu perolehan ini kita syukuri sebab tidak dapat terlepas dari peran pemuda yang terus aktif bergerak dalam gerakan sosial, kesehatan maupun ekonomi itu sendiri. Pemuda yang populasinya 53,81% ini tidak memutuskan untuk mengeluh atau berhenti selama pandemi, melainkan terus bergerak dengan bermanfaat. Para pemuda ini terbukti dapat mengubah kondisi krisis menjadi lompatan kemajuan.

Saya sadar masih banyak juga pemuda Indonesia yang justru menjadi biang permasalahan baik itu sebagai penyebar hoax, pemakai narkoba, bahkan pelaku kriminal. Tetapi, sudah tugas kita bersama sebagai anak bangsa untuk saling mengingatkan, kami juga berharap agar pemerintah dapat lebih merangkul dan memberikan pemuda Indonesia kesempatan bergerak yang lebih leluasa sehingga oknum pemuda yang tadinya menjadi biang permasalahan dapat turut serta menjadi kekuatan.

Di masa pandemi ini kita butuh sebanyak-banyaknya pemuda Indonesia  yang memiliki fisik yang kuat, mentalitas yang kuat dan intelektual yang kuat. Sehingga pemuda Indonesia dengan 3 kriteria tersebut dapat menjadi tonggak bersama dalam mengentaskan pandemi ini. Jika kita dapat memaksimalkan potensi kepemudaan ini dan terus komitmen bergerak bersama dalam gerakan sosial, kesehatan dan ekonomi maka saya yakin kita dapat dengan segera menggeser dampak buruk Pandemi Covid-19 dari bumi Indonesia.

Pada akhirnya, pandemi memang membuat kita kesusahan namun sekali lagi, Bangsa Indonesia yang besar ini telah terbukti lolos dari berbagai hantaman ujian akibat menerapkan nilai kebersamaan yaitu gotong royong dan semangat optimisme. Sebagaimana pidato Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI pada 16 Agustus 2021 silam dimana beliau menegaskan bahwa kita harus yakin keadaan yang susah akan mengasah kita untuk menjadi manusia yang tangguh, kreatif dan inovatif.  Begitupula dengan pemuda Indonesia yang saat ini jumlahnya 53,81% harus memanfaatkan momentum pandemi ini agar puncak bonus demografi (jumlah penduduk produktif lebih banyak dari non-produktif) di tahun 2030 nanti dapat dimaksimalkan secara tepat sehingga target Indonesia Emas 2045 dimana Indonesia menjadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia dapat terwujud.

Kita harus yakin mampu mencapai hal tersebut, sebab para pemuda Indonesia hari ini yang akan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) utama dalam memotori gerakan kemajuan Indonesia untuk menyongsong Indonesia emas 2045 ternyata mampu memanfaatkan krisis Pandemi Covid-19 sebagai ‘Kawah Candradimuka’ yang  menempa dan menguji mereka sehingga justru dari pandemi ini mereka melahirkan banyak sekali gerakan inovatif dan kreatif dalam hal sosial, ekonomi dan kesehatan yang terbukti mampu menyelamatkan negeri ini dari titik kejatuhan. Sehingga, tidak berlebihan dikatakan bahwa pergerakan pemuda adalah kunci utama suksesnya penanganan Pandemi Covid-19 dan bangkitnya ekonomi Indonesia. Pemuda, Indonesia terserah padamu.

------

Tentu perjalanan menuju 2045 terbilang masih panjang, tetapi bukan berarti kita dapat bersantai sebab dengan kondisi dan tantangan global yang tiap saat berubah begitu cepat membuat kita mau tidak mau harus mulai menyiapkan diri menghadapi perubahan dan tantangan global tersebut. Kita harus menyiapkan para pemuda yang populasinya 53,81% ini menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) utama dalam memotori gerakan kemajuan Indonesia. Oleh sebab itulah kita harus bersyukur, Pandemi Covid-19 selain memiliki implikasi buruk ternyata mampu dimanfaatkan oleh pemuda kita sebagai ‘Kawah Candradimuka’ yang  menempa dan menguji mereka sehingga justru dari pandemi ini lahir banyak sekali gerakan inovatif dan kreatif dalam hal sosial, ekonomi dan kesehatan yang dipelopori oleh pemuda dan terbukti mampu menyelamatkan negeri ini dari titik kejatuhan. Sehingga tidak berlebihan dikatakan bahwa pergerakan pemuda adalah kunci utama suksesnya penanganan Pandemi Covid-19 dan bangkitnya ekonomi Indonesia. Pemuda, Indonesia terserah padamu.


Please Give Us Your 1 Minute In Sharing This Post!
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Powered By: CMuS Palu

1 komentar:

  1. Kerenn, muda adalah kekuatan! ✊

    ReplyDelete

Aturan saat berkomentar:
Komentar anda merupakan acuan bagi blog kami.Untuk itu mari berkomentar secara sehat dan pastikan komentar anda tak membuat orang lain terganggu.
-Admin CMuS Palu-